Halaman
Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat
139
Bab
9
BAHASA DAN DIALEK
DALAM MASYARAKAT
Sumber:
Dokumen Penerbit
K
emajemukan sistem sosial budaya masyarakat juga tercermin
dalam penggunaan bahasa. Berbagai kelompok masyarakat
tersebut menggunakan berbagai ragam bahasa. Misalnya, ragam
bahasa di kantor, sekolah, terminal, kelompok remaja, dan arisan.
Setiap ragam bahasa tersebut mempunyai istilah-istilah dan idiom
khusus yang hanya dipahami oleh anggota kelompok tersebut.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan bahasa dan dialek dalam masyarakat.
2. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian dan fungsi bahasa.
3. Siswa mampu menganalisis pengertian dialek.
4. Siswa mampu mengidentifikasi bahasa dan dialek yang digunakan berbagai komunitas dalam
masyarakat.
Khazanah Antropologi SMA 1
140
Peta Konsep
Kata kunci
• pengertian bahasa sebagai
alat komunikasi
• fungsi bahasa
• tujuan praktis
• tujuan artistik
• sarana pengembangan ilmu
• tujuan filologis
Pengertian bahasa
Fungsi bahasa
Berdasarkan pemakai
Berdasarkan waktu pemakaian
Di pasar
Sekolah
Terminal
Remaja
Arisan
• pengertian dialek bahasa
• penggunaan bahasa dan dialek
• folklor
•
lingua franca
• slang
•
shoptalk
Pengertian
dan fungsi
bahasa
Penggunaan
bahasa dan
dialek
Bahasa dan
dialek dalam
masyarakat
Pengertian
dialek bahasa
Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat
141
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia akan senantiasa berinteraksi
dengan manusia lainnya dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal tersebut dilakukan karena adanya hubungan saling
ketergantungan dan saling membutuhkan antarmanusia. Oleh karena itu,
kedudukan manusia dalam kehidupan sehari-hari selain sebagai makhluk
individu juga sebagai makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial, manusia akan bergaul atau berinteraksi
dengan orang lain. Dengan kata lain, manusia akan senantiasa ber-
komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Proses komunikasi antarmanusia tersebut memer-
lukan sarana berupa bahasa. Sebelum ditemukan bahasa, manusia
berkomunikasi melalui alat atau sarana berupa gerak-gerik, seperti
anggukan kepala, kedipan mata, gerakan tangan, dan bersiul. Selanjutnya,
seiring dengan tingkat perkembangan peradaban, manusia menciptakan
bahasa berupa bunyi-bunyi tertentu yang keluar dari alat ucap manusia
dan melambangkan bunyi suara tertentu yang memiliki arti serta makna
tertentu. Dengan diciptakannya alat komunikasi berupa bahasa maka
manusia dapat melakukan kontak-kontak sosial dengan manusia lainnya
secara lebih intensif dan efektif.
1.
Pengertian Bahasa
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia
, bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masya-
rakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Bahasa yang dipergunakan oleh kelompok-kelompok masya-
rakat dalam berkomunikasi memiliki dua arti, yaitu bunyi bahasa
yang dihasilkan oleh alat-alat ucap dan arti atau makna yang tersirat
dalam bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang disebut dengan arus ujaran
tersebut merupakan getaran yang merangsang alat pendengaran
manusia, sedangkan arti atau makna adalah isi yang terkandung di
dalam bunyi bahasa yang diucapkan oleh manusia tersebut.
Setiap bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
belum dapat dikategorikan sebagai bahasa apabila bunyi bahasa
tersebut tidak mengandung suatu makna tertentu di dalamnya. Suatu
arus ujaran dianggap mengandung suatu makna berdasarkan adanya
konvensi dari kelompok masyarakat pemakai. Oleh karena itu, setiap
kelompok masyarakat pemakai suatu bahasa telah memiliki
kesepakatan atau konvensi mengenai struktur bunyi ujaran tertentu
yang memiliki arti yang tertentu. Dengan demikian, di dalam setiap
kelompok masyarakat bahasa akan terhimpun bermacam-macam
susunan bunyi yang berbeda dengan yang lain yang mengandung
arti serta makna yang berbeda-beda. Selanjutnya, hasil proses
pembentukan bunyi bahasa yang telah mengandung arti serta makna
A. Pengertian dan Fungsi Bahasa
Khazanah Antropologi SMA 1
142
tertentu tersebut membentuk perbendaharaan kata dari suatu bahasa
di dalam masyarakat pemakainya.
2.
Fungsi Bahasa
Berdasarkan pembahasan tentang pengertian bahasa di atas, dapat
disimpulkan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi
atau alat perhubungan antaranggota-anggota
masyarakat yang diadakan dengan mempergu-
nakan bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Oleh karena itu, meskipun
komunikasi antaranggota masyarakat dapat
mengambil bentuk-bentuk lain, berupa isyarat-
isyarat, bunyi lonceng, peluit, dan terompet,
akan tetapi berbagai macam alat komunikasi
tersebut tidak dapat disebut sebagai bahasa.
Bahasa adalah alat komunikasi yang khusus
dilakukan oleh manusia dengan memper-
gunakan sarana berupa alat ucap manusia.
Bahasa berfungsi sebagai alat komu-
nikasi yang paling efektif digunakan oleh
berbagai anggota masyarakat. Selanjutnya,
fungsi umum bahasa tersebut dapat dijabarkan
menjadi, antara lain sebagai berikut.
a.
Untuk tujuan praktis, yaitu sebagai sarana berkomunikasi dalam
pergaulan sehari-hari.
b.
Untuk tujuan artistik, yaitu mengolah dan mempergunakan
bahasa dengan cara seindah-indahnya guna pemuasan rasa
estetis manusia dalam kesusastraan dan seni.
c.
Sebagai sarana untuk mengembangkan bidang ilmu.
d.
Tujuan filologis, yakni untuk mempelajari manuskrip yang
berisi latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan, dan
adat istiadat serta untuk mengetahui sejarah perkembangan
suatu bahasa.
B. Pengertian Dialek
Perkembangan bahasa suatu suku bangsa, terutama suku bangsa
yang besar dan terdiri atas beberapa juta pengujar senantiasa terjadi
variasi-variasi karena adanya perbedaan daerah geografi atau karena
adanya perbedaan lapisan dan lingkungan sosialnya. Misalnya, dalam
bahasa Jawa, bahasa orang Jawa di Purwokerto, Tegal, Surakarta, atau
Surabaya, masing-masing memiliki dialek yang berbeda. Perbedaan
bahasa Jawa yang ditentukan oleh lapisan sosial dalam masyarakat Jawa
juga sangat mencolok. Bahasa Jawa yang digunakan orang di daerah
pedesaan jauh berbeda dengan bahasa yang dipakai di kalangan lapisan
pegawai (
priyayi
) dan keduanya pun berbeda dengan bahasa yang
Sumber:
Dokumen Penerbit
Gambar 9.1 Fungsi bahasa sebagai sarana
berkomunikasi
Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat
143
digunakan dalam keraton-keraton di Jawa Tengah. Perbedaan bahasa
berdasarkan lapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan disebut
tingkat sosial bahasa. Walaupun tidak seekstrem bahasa Jawa, namun
perbedaan bahasa berdasarkan tingkat sosial sering terjadi. Oleh karena
itu, terdapat perbedaan yang umum antara kelompok masyarakat bahasa
satu dengan kelompok lainnya dalam bahasa suatu suku bangsa.
Perbedaan ragam bahasa dalam satu bahasa suatu suku bangsa tersebut
disebut dialek. Dialek adalah variasi bahasa yang berbeda menurut
pemakai bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu atau
kurun waktu tertentu.
Dialek suatu daerah bisa diketahui berdasarkan tata bunyinya.
Bahasa Indonesia yang diucapkan dalam dialek orang Tapanuli dapat
dikenali karena tekanan katanya yang sangat jelas. Bahasa Indonesia
dialek Bali dan Jawa dapat dikenali pada pelafalan bunyi t dan d. Ciri-
ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang
pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
Perbedaan kosakata dan variasi gramatikal tidak terlalu jelas. Perbedaan
ragam dialek tersebut berkaitan dengan
bahasa ibu penutur bahasa. Oleh karena itu,
dalam penggunaan bahasa terdapat perbe-
daan dialek seperti bahasa Jawa yang
dipergunakan oleh orang-orang di Peka-
longan dan Tegal berbeda dengan bahasa
Jawa yang dipergunakan di Solo atau
Yogyakarta. Demikian pula dialek bahasa
Jawa yang dipergunakan oleh orang-orang di
Madiun atau Surabaya berbeda dengan
bahasa Jawa yang dipergunakan oleh orang-
orang di Banyumas. Akan tetapi, perbedaan
dialek tersebut secara umum masih berlang-
sung dalam rumpun bahasa Jawa. Di Indo-
nesia terdapat beratus-ratus dialek yang tersebar di berbagai daerah.
Misalnya, dialek bahasa Indonesia Betawi, dialek Melayu Medan,
Melayu Ambon, Melayu Palembang, dialek Batak Toba, Batak Karo,
dialek bahasa Jawa Cirebon, bahasa Jawa Tegal, bahasa Jawa Solo,
bahasa Jawa Semarang, bahasa Jawa Yogyakarta, dan bahasa Jawa
Surabaya.
C. Bahasa dan Dialek yang Dipergunakan Berbagai Komunitas
dalam Masyarakat
Berdasarkan tingkat keformalannya, bahasa dan dialek-dialek yang
berkembang di masyarakat juga memiliki berbagai variasi. Di dalam
masyarakat terdapat komunitas tertentu yang menggunakan ragam
bahasa formal dalam situasi tertentu, seperti upacara-upacara kenegaraan,
ktivita:
Kecakapan Personal
Coba amati lingkungan sekitar Anda!
Adakah contoh tetangga Anda yang
menggunakan bahasa yang mempunyai
dialek yang berbeda. Apabila ada,
tanyakan pada tetangga Anda tersebut
mengenai asal-usul dan amatilah ciri-ciri
dialek yang diucapkan selama berbicara
dengan Anda. Selanjutnya, uraikan hasil
pengamatan Anda mengenai asal usul
dan ciri dialek orang yang Anda wawan-
carai di depan kelas!
Khazanah Antropologi SMA 1
144
1.
Ragam Bahasa di Lingkungan Kantor dan Sekolah
Di lingkungan kantor, sekolah, perusahaan, dan pemerintahan,
digunakan ragam bahasa serta dialek yang resmi, yakni bahasa dan
dialek yang telah dipilih serta diangkat menjadi bahasa resmi negara.
Bahasa resmi negara adalah bahasa yang telah dipilih menjadi bahasa
yang digunakan dalam administrasi negara, perundang-undangan,
dan upacara-upacara resmi. Di Indonesia, bahasa resmi negara
adalah bahasa Indonesia, yang berkembang dari bahasa Melayu.
Di lingkungan-lingkungan formal seperti di kantor, sekolah, dan
pemerintahan selalu menggunakan bahasa Indonesia.
rapat-rapat di kantor, khotbah di masjid atau pengambilan sumpah.
Sebaliknya, terdapat sekelompok masyarakat atau komunitas tertentu
yang dalam aktivitas sehari-hari menggunakan ragam bahasa nonformal,
seperti bahasa daerah, bahasa pedagang, bahasa gaul, dan bahasa seni.
Berikut ini akan dipaparkan berbagai contoh kelompok dalam masyarakat
yang menggunakan berbagai ragam bahasa dan dialek, baik ragam bahasa
yang resmi maupun yang tidak resmi yang digunakan di kantor, sekolah,
pasar, terminal, kelompok-kelompok remaja, dan arisan.
ntropologia
Menurut Martin Joos, ragam bahasa dibagi
menjadi empat, antara lain sebagai berikut.
1. Ragam bahasa beku yang digunakan
dalam upacara-upacara resmi.
2. Ragam resmi yang digunakan dalam
pidato kenegaraan, rapat dinas, dan
buku pelajaran.
3. Ragam bahasa yang biasa digunakan
di sekolah dan rapat-rapat.
4. Ragam santai yang digunakan dalam
situasi tidak resmi di dalam keluarga.
Sumber:
Dokumen Penerbit
Gambar 9.2 Ragam bahasa di kantor yang
memiliki ciri khusus
Proses pemilihan suatu bahasa menjadi
bahasa resmi negara dilakukan berdasarkan
keadaan negara masing-masing. Misalnya, di
negara Eropa barat seperti Inggris, Prancis,
dan Belanda suatu dialek dipilih menjadi
bahasa resmi negara karena pengaruh politik,
ekonomi, dan demografi sehingga satu dialek
bahasa tertentu diakui dan diterima sebagai
bahasa resmi negara.
Di Indonesia, bahasa Indonesia diakui
sebagai bahasa resmi karena adanya beberapa
faktor. Pertama, karena bahasa Melayu yang
menjadi cikal bakal bahasa Indonesia sejak
zaman dahulu sudah menjadi bahasa perantara
(
lingua franca
) di seluruh Nusantara. Kedua,
Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat
145
Sumber:
Indonesian Heritage 6
Gambar 9.3 Bahasa Melayu sebagai bahasa
perantara perdagangan di Nusantara
di Jakarta dan daerah-daerah. Pemakaian bahasa Indonesia di daerah-
daerah cenderung bercampur dengan penggunaan bahasa serta logat-
logat daerah di mana bahasa Indonesia tersebut digunakan.
Misalnya, jika digunakan di lingkungan resmi di daerah Jawa Barat
maka penggunaannya bahasa Indonesia akan tercampur dengan logat
atau dialek Sunda. Selain itu, bahasa Indonesia yang dipakai di Jawa
Tengah akan tercampur dengan dialek Jawa dan jika dipakai di
lingkungan daerah Batak maka akan bercampur dengan bahasa serta
dialek bahasa daerah Batak.
Di lingkungan ibu kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan,
penggunaan bahasa Indonesia tidak hanya terbatas di lingkungan-
lingkungan formal saja, seperti di lingkungan sekolah-sekolah,
kantor-kantor, pertemuan-pertemuan resmi, namun juga digunakan
di lingkungan-lingkungan yang tidak resmi, seperti di rumah, di
jalan, di terminal, di pasar, dan di tempat hiburan. Di Jakarta bahasa
Indonesia telah menjadi bahasa yang dipakai dalam lingkungan
pergaulan sehari-hari, baik formal dan nonformal. Namun, seperti
di daerah-daerah, meskipun telah dipakai di lingkungan pergaulan
formal dan nonformal bahasa Indonesia yang digunakan di Jakarta
telah tercampur oleh logat serta dialek-dialek daerah Betawi atau Jakarta.
2.
Di Lingkungan Pasar
Pasar adalah tempat terjadinya transaksi para pedagang dan
para pembeli. Dalam transaksi tersebut akan terjadi tawar-menawar
barang hingga tercapai suatu kesepakatan harga di antara kedua
belah pihak, yakni para pembeli dan penjual. Di dalam transaksi
tersebut digunakan ragam bahasa yang khas di kalangan kaum
pedagang, yaitu ragam bahasa pasar. Ragam bahasa tersebut
digunakan untuk bertransaksi menentukan harga. Biasanya dalam
sifat struktur bahasa Melayu yang mudah
menerima pengaruh luar untuk mem-
perkaya kosa katanya (bersifat adaptif).
Ketiga, karena pertimbangan politik
sebagai sarana untuk menentang peme-
rintahan kolonial Belanda. Dengan adanya
ketiga faktor di atas maka bahasa Melayu
dipilih menjadi bahasa Indonesia dan
diakui sebagai bahasa resmi negara atau
bahasa nasional dan wajib digunakan di
lingkungan kantor, sekolah serta, institusi
negara lainnya.
Di dalam penggunaan bahasa resmi di
lingkungan institusi-institusi resmi atau
formal terdapat perbedaan antara daerah
yang satu dengan daerah lain serta antara
Khazanah Antropologi SMA 1
146
proses tawar-menawar tersebut akan muncul
istilah-istilah harga barang yang tidak asing
di lingkungan para pedagang pasar. Istilah-
istilah harga barang yang merupakan bahasa
para pedagang tersebut dalam ilmu folklor
disebut dengan nama
shoptalk
. Misalnya, di
Jakarta dan beberapa kota lain komunikasi di
kalangan para pedagang selalu dilakukan
dengan istilah-istilah nilai harga yang diambil
dari bahasa Cina Hokian, seperti
jigo
yang
berarti dua puluh lima,
cepe
yang berarti
seratus,
ceceng
yang berarti seribu, dan
cetiau
yang berarti satu juta.
Namun, terlepas dan adanya istilah-istilah khusus yang muncul
di kalangan para pedagang tersebut, secara umum bahasa dan dialek
yang digunakan di pasar-pasar cenderung bersifat campuran dengan
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa serta dialek-dialek lokal
yang berasal dari daerah di mana pasar-pasar tersebut berada. Pada
pasar-pasar tradisional yang terdapat di daerah, kegiatan komunikasi
atau transaksi ekonominya cenderung lebih banyak dilakukan
dengan menggunakan bahasa-bahasa daerah atau bahasa lokal,
diselingi dengan pemakaian bahasa Indonesia. Sebaliknya, kegiatan
transaksi barang pada pasar-pasar swalayan cenderung memakai
bahasa Indonesia dengan logat daerah diselingi dengan penggunaan
bahasa serta dialek setempat. Pada lingkungan komunitas pasar
tradisional di kota-kota besar seperti di Jakarta cenderung menggu-
nakan bahasa Indonesia bercampur dengan dialek-dialek Jakarta.
3.
Di Lingkungan Terminal
Ragam bahasa yang digunakan di tempat umum seperti terminal
juga memiliki ciri khas tertentu. Terminal adalah tempat pem-
berhentian bus atau angkutan darat lainnya yang membawa
penumpang dari berbagai daerah. Karena terdiri dari para
penumpang yang berasal dari berbagai daerah maka kelompok
masyarakat yang ada di daerah terminal cenderung bersifat
heterogen (majemuk), baik dilihat dari segi asal daerahnya, suku
bangsa, agama, dan jenis kelaminnya. Lingkungan terminal terdiri
atas para penumpang, sopir, kondektur, kernet, pedagang, yang ada
di toko atau kantin-kantin terminal maupun para pedagang asongan
yang menjajakan dagangannya di terminal. Selain itu, di terminal
juga terdapat para calo penumpang, para pengamen, pengemis,
preman, dan copet.
Karena sifatnya yang heterogen tersebut maka pemakaian ragam
bahasa di terminal juga sangat beragam sehingga terdapat ragam
bahasa dan dialek para kru bus, para penumpang, para pedagang,
Sumber:
Dokumen Penerbit
Gambar 9.4 Situasi pasar
Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat
147
pengamen, pengemis, gelandangan, preman, dan para pencopet.
Karena lingkungan sosialnya bersifat campuran atau beragam maka
ragam bahasa yang dipakai di terminal ada yang menggunakan
bahasa Indonesia dengan dialek serta logat daerah asalnya masing-
masing serta bahasa lokal dengan dialek daerah tertentu. Fenomena
tersebut akan mudah ditemukan di lingkungan terminal-terminal
antarkota di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang,
Surabaya, atau Medan. Sebaliknya, di lingkungan terminal-terminal
kota kecil keberagaman bahasa tersebut semakin berkurang.
Selain itu, pada lingkungan komunitas yang ada di terminal
juga muncul istilah-istilah khusus yang hanya dimengerti oleh
anggota dari lingkungan komunitas-komunitas yang ada di terminal
tersebut. Misalnya, di lingkungan penjahat dan gelandangan terminal
terdapat istilah-istilah khusus yang hanya dimengerti oleh anggota-
anggota dari komunitas tersebut. Dalam ilmu folklor, istilah-istilah
khusus yang biasa digunakan di lingkungan para penjahat serta
gelandangan atau oleh kelompok khusus lainnya disebut dengan
istilah slang (bahasa rahasia). Fungsi bahasa slang adalah untuk
menyamarkan arti bahasa yang digunakan anggotanya terhadap
orang luar. Penggunaan slang (bahasa rahasia), dalam arti khusus
oleh suatu kelompok sosial tertentu disebut
cant
. Misalnya, di
Jakarta
cant
adalah istilah-istilah rahasia yang biasa dipergunakan
oleh para pencopet maupun penjambret seperti istilah
jengkol
yang
berarti kaca mata serta
rumput
yang berarti polisi. Bagi para pencopet
dan penjambret,
jengkol
diartikan sebagai kaca mata karena bentuk
buahnya yang bulat seperti kaca mata. Istilah tersebut dipergunakan
oleh para penjahat ketika akan menyuruh kawannya untuk merampas
kaca mata orang yang hendak mereka jadikan korban penjambretan.
Istilah
rumput
diartikan polisi karena warna pakaian polisi yang
berwarna hijau seperti rumput. Dengan demikian, apabila seorang
pencopet hendak memperingatkan kawannya bahwa ada seorang
polisi maka ia akan berkata, ”awas ada rumput!”, yang berarti ada
polisi di dekat tempat itu.
Salah satu ciri ragam bahasa atau dialek yang biasa digunakan
oleh komunitas-komunitas tertentu, baik di pasar maupun terminal-
terminal adalah memiliki idiom-idiom serta istilah-istilah khusus
yang hanya dimengerti oleh anggota-anggota komunitas tersebut.
Selain di lingkungan terminal dan pasar, ragam bahasa dan dialek
serta istilah-istilah khusus tersebut juga digunakan di lingkungan-
lingkungan lainnya seperti dalam lingkungan pergaulan remaja
maupun di lingkungan arisan.
4.
Di Lingkungan Remaja
Salah satu ciri remaja adalah ingin bergaul dengan teman
sebayanya. Upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan ragam
Khazanah Antropologi SMA 1
148
bahasa khusus yang hanya dipahami oleh anggota kelompok remaja.
Penggunaan ragam bahasa khusus tersebut bertujuan agar mereka bisa
berkomunikasi antara anggota kelompok remaja dengan lebih leluasa.
Sebagaimana di lingkungan pencopet maupun penjambret, di
lingkungan para remaja juga terdapat penggunaan bahasa-bahasa
rahasia (
cant
), seperti yang dilakukan para remaja di Jakarta. Untuk
berkomunikasi, mereka menciptakan bahasa rahasia dengan cara
menukarkan konsonan suku kata pertama dengan suku kata kedua
atau sebaliknya. Misalnya, kata
bangun
setelah ditukarkan
konsonannya dari kedua suku katanya berubah menjadi
ngabun
, kata
makan
menjadi
kaman
, kata
baca
menjadi
caba
, dan kata
terus
menjadi
retus
. Selain di Jakarta, di daerah Jawa Tengah terdapat
kebiasaan yang serupa dengan yang dilakukan oleh kalangan remaja
di Jakarta. Adapun cara pembentukan bahasa khusus para remaja di
Jawa Tengah adalah dengan membalik konsonan (huruf mati) suatu
kata bahasa Jawa. Misalnya, kata
kowe
(kamu) setelah dibalik huruf
matinya dari suku-suku katanya maka akan berubah menjadi
woke
.
ntropologia
Sumber:
Dokumen Penerbit
Gambar 9.5 Remaja yang mengembangkan
ragam bahasa khusus
Salah satu ragam bahasa yang berkem-
bang di masyarakat saat ini adalah bahasa
gaul. Bahasa gaul merupakan bahasa
ujaran rakyat yang jika dibandingkan
dengan bahasa Indonesia baku dikate-
gorikan tidak sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Bahasa ini berawal
dari beberapa kalangan homoseksual dan
lesbian yang membentuk bahasa dengan
menyisipkan suku kata ”in”. Misalnya,
binuline
untuk kata bule. Bahasa gaul
dipakai oleh kelompok tertentu untuk
memperkuat identitasnya.
Selain penggunaan bahasa rahasia atau
yang lebih dikenal dengan istilah
cant
tersebut, dalam pergaulan sehari-hari para
remaja juga dikenal istilah
colloquial
, yakni
ragam bahasa khusus yang menyimpang dari
bahasa sehari-hari. Misalnya, ragam bahasa
para mahasiswa di Jakarta mempergunakan
bahasa Betawi yang ditambahi dengan istilah
khusus, seperti
ajigile
(gila),
manyala bob
(sangat menarik), dan
gonse
(genit). Fungsi
colloquial
berbeda dengan fungsi jargon
karena jargon dipergunakan para sarjana
untuk meningkatkan gengsinya, sedangkan
colloquial
dipergunakan untuk menambah
keintiman pergaulan.
Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat
149
Selain di tempat-tempat umum, ragam
bahasa serta dialek-dialek khusus juga dipakai
pada saat acara-acara arisan. Apabila arisan
tersebut merupakan acara keluarga dan
bersifat informal maka bahasa serta dialek
yang digunakan adalah bahasa serta dialek
daerah (lokal). Sebaliknya, apabila acara
arisan tersebut merupakan pertemuan PKK
atau pertemuan RT yang bersifat nonformal
maka akan cenderung digunakan bahasa
Indonesia diselingi adanya penggunaan
bahasa atau dialek daerah. Namun, apabila
acara arisan tersebut merupakan acara kantor
maka digunakan juga bahasa Indonesia.
Selain itu, masih terdapat istilah atau idiom-idiom khusus yang
diciptakan oleh para remaja pada saat ini yang disebut sebagai bahasa
gaul. Misalnya, istilah-istilah
bete
yang berarti malas, tidak
bergairah, kecewa, sumpek, dan istilah
jomblo
yang berarti tidak
mempunyai pacar serta istilah-istilah bahasa gaul lainnya yang
diciptakan oleh para remaja pada saat ini.
5.
Di Lingkungan Arisan
angkuman
Bahasa merupakan satu sarana yang
sangat penting bagi manusia sebagai alat
komunikasi dalam interaksi sosial. Ke-
majemukan bangsa Indonesia juga terjadi
dalam beragamnya bahasa yang diper-
gunakan oleh kelompok-kelompok etnik
tertentu. Sebagai landasan dalam melaku-
kan interaksi secara universal di Indone-
sia maka ditetapkanlah bahasa Melayu
sebagai bahasa komunikasi antarma-
syarakat (
lingua franca
) sebagai bahasa
nasional, yaitu bahasa Indonesia. Karena
beragamnya bahasa yang dipakai di
kelompok-kelompok etnik maka mengha-
silkan suatu dialek bahasa yang beragam
pula. Dan beragamnya dialek bahasa ini
dapat ditemui di beberapa komunitas
dalam masyarakat. Misalnya, di lingkungan
pasar, bahasa yang digunakan akan
berbeda dengan di lingkungan kantor.
Terdapat beberapa bahasa yang khusus
dilakukan di lingkungan sosial tertentu
yang menghasilkan dialek bahasa yang
berbeda.
efleksi
Setelah mempelajari bab ini, Anda seha-
rusnya mampu memahami tentang:
1. pengertian dan fungsi bahasa;
2. pengertian dialek;
3. bahasa dan dialek yang digunakan ber-
bagai komunitas dalam masyarakat.
Apabila masih terdapat materi yang belum
Anda pahami, pelajarilah kembali sebelum
melanjutkan ke bab berikutnya.
Bentuklah kelompok penelitian berang-
gotakan 5 orang. Bagilah tugas masing-
masing anggota kelompok untuk melaku-
kan penelitian mengenai ragam bahasa di
kantor, terminal, pasar, kelompok remaja,
dan arisan. Carilah keterangan mengenai
kelompok sosial dan ciri-ciri ragam bahasa
yang dipakai di dalam komunitas tersebut.
Selanjutnya, tulislah hasil kegiatan kelom-
pok Anda menjadi sebuah laporan perban-
dingan ragam bahasa kelompok masya-
rakat tersebut.
ktivita:
Kecakapan Akademik
Khazanah Antropologi SMA 1
150
1.
Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat-
alat ucap disebut .....
a.
dialek
d.
vokal
b.
idiolek
e.
bahasa
c.
ujaran
2.
Variasi bahasa yang berbeda menurut
pemakai bahasa dari suatu daerah
tertentu, kelompok sosial tertentu atau
kurun waktu tertentu disebut ....
a.
dialek
d.
vokal
b.
idiolek
e.
bahasa
c.
ujaran
3.
Ragam bahasa formal dipergunakan di
lingkungan ....
a.
pasar
d.
arisan
b.
terminal
e.
remaja
c.
kantor
4.
Istilah-istilah harga barang yang diguna-
kan di kalangan pedagang di pasar
disebut ....
a.
idiolek
d.
cant
b.
shoptalk
e.
dialek
c.
slang
5.
Penggunaan ragam bahasa khusus yang
menyimpang dari bahasa sehari-hari
disebut ....
a.
idiolek
d.
cant
b.
shoptalk
e.
colloguial
c.
slang
6.
Di bawah ini yang merupakan fungsi
bahasa adalah ....
ji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (
x
) di depan huruf a, b, c, d, atau e!
B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat!
1.
Deskripsikan secara singkat perbedaan pengertian bahasa dan dialek!
2.
Deskripsikan secara singkat perbedaan pengertian slang dan
cant
!
3.
Sebutkan empat fungsi bahasa!
4.
Deskripsikan secara singkat contoh penggunaan
cant
!
5.
Deskripsikan secara singkat pembentukan ragam bahasa di pasar!
a.
fungsi manifes dan laten
b.
fungsi sosial dan budaya
c.
fungsi artistik dan filosofis
d.
fungsi sosialisasi
e.
fungsi internal
7.
Penentuan dialek suatu bahasa ter-
gantung pada ....
a.
perbedaan tata bunyi dan tekanan kata
b.
perbedaan makna bahasa
c.
perbedaan kosakata
d.
banyaknya penyerapan bahasa asing
e.
tergantung pemakai bahasa
8.
Bahasa resmi bangsa Indonesia adalah
bahasa Indonesia yang berasal dari
rumpun bahasa ....
a.
Melayu
d.
Mandarin
b.
Inggris
e.
Belanda
c.
Tagalog
9.
Penggunaan ragam bahasa di pasar
disebut ....
a.
dialek
d.
shoptalk
b.
bahasa gaul
e.
slang
c.
cant
10. Fungsi bahasa slang yang berkembang
saat ini adalah ....
a.
alat komunikasi yang efektif
b.
menyamakan arti bahasa
c.
simbol budaya kelompok tertentu
d.
memberikan makna yang berbeda
e.
sebagai bahasa gaul